DEFINISI PROFESIONAL
#PENGERTIAN
Profesional adalah istilah bagi seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya. Orang tersebut juga merupakan anggota suatu entitas atau organisasi yang didirikan seusai dengan hukum di sebuah negara atau wilayah. Meskipun begitu, seringkali seseorang yang merupakan ahli dalam suatu bidang juga disebut "profesional" dalam bidangnya meskipun bukan merupakan anggota sebuah entitas yang didirikan dengan sah. Sebagai contoh, dalam dunia olahraga terdapat olahragawan profesional yang merupakan kebalikan dari olahragawan amatir yang bukan berpartisipasi dalam sebuah turnamen/kompetisi demi uang.
Karyawan profesional adalah seorang karyawan yang digaji dan melaksanakan tugas sesuai juklak (Petunjuk Pelaksanaan) dan juknis (Petunjuk Teknis) yang dibebankan kepada dia. Sangat wajar jika dia mengerjakan tugas di luar Juklak dan Juknis dan meminta upah atas pekerjaannya tersebut. Karena profesional adalah terkait dengan pendapatan, tidak hanya terkait dengan keahlian.
Seorang profesional adalah anggota dari profesi atau orang yang mencari nafkah mereka dari kegiatan profesional yang ditentukan. Istilah ini juga menggambarkan standar pendidikan dan pelatihan yang mempersiapkan anggota profesi dengan pengetahuan tertentu dan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan peran khusus mereka dalam profesi itu. Selain itu, sebagian besar profesional tunduk kode ketat perilaku, mengabadikan ketat etika dan kewajiban moral yang . standar profesional praktek dan etika untuk bidang tertentu biasanya disepakati dan dipertahankan melalui diakui secara luas asosiasi profesional , seperti IEEE . Beberapa definisi "profesional" batas istilah ini untuk orang-orang profesi yang melayani beberapa aspek penting dari kepentingan publik dan baik umum masyarakat.
Dalam beberapa budaya, istilah ini digunakan sebagai singkatan untuk menggambarkan strata sosial tertentu pekerja terdidik yang menikmati cukup otonomi kerja dan yang umumnya terlibat dalam karya kreatif dan intelektual menantang.
Berikut pengertian profesional
menurut para ahli:
1) Prof. Soempomo Djojowadono (1987), profesional
adalah mempunyai sistem pengetahuan yang isoterik (tidak dimiliki sembarang
orang), ada pendidikannya dan latihannya yang formal dan ketat, membentuk
asosiasi perwakilannya. Ada pengembangan kode etik yang mengarahkan perilaku
para anggotanya.
2) Soemarno P. Wirjanto (1989), profesional
adalah harus ada ilmu yang diolah di dalamnya, harus ada kebebasan, tidak boleh
ada hubungan hirarki. Harus ada kebebasan (hak tidak boleh dituntut) terhadap penentuan
sikap dan perbuatan dalam menjalankan profesinya. Harus ada kode etik dan
peradilan kode etik oleh suatu majelis peradilan kode etik.
3) Menurut Soedijarto (1990:57)
mendefinisikan profesional sebagai perangkat atribut-atribut yang diperlukan
guna menunjang suatu tugas agar sesuai dengan standar kerja yang diinginkan.
Dari pendapat ini, sebutan standar kerja merupakan faktor pengukuran atas
bekerjanya seorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas.
Seorang
profesional tentunya harus mempunyai keahlian yang didapatkan melalui suatu
proses pendidikan yang berkualitas dan disamping itu terdapat juga unsur
semangat pengabdian dalam melaksanakan suatu kegiatan kerja. Dalam melakukan
tugas profesi, seorang profesional harus dapat bertindak objektif, yang artinya
harus membuang rasa malas, malu maupun enggan bertindak dan mengambil
keputusan.
Seorang yang
profesional juga adalah seorang yang mempunyai dedikasi yang tinggi dalam
pekerjaan yang dia pegang/kerjakan, tekun, tepat waktu dan bertanggung jawab
atas pekerjaannya tersebut. Lebih rincinya, bertanggung jawab di sini berarti
dia harus mengerjakan sesuatu secara detil, baik itu jenis, bentuk dan tujuan
dia mengerjakan sebuah pekerjaan tersebut, itulah yang dianggap sebagai istilah
“Learning by doing”.
#ETIKA
Etika profesional mencakup standar pribadi, organisasi, dan perusahaan dari perilaku yang diharapkan oleh para profesional .
Profesionalisme istilah yang awalnya diterapkan sumpah dari perintah agama. Oleh setidaknya tahun 1675, istilah telah melihat aplikasi sekuler dan diaplikasikan pada tiga profesi yang dipelajari: Divinity , Hukum , dan Kedokteran . Profesionalisme Istilah ini juga digunakan untuk profesi militer sekitar waktu yang sama.
Profesional dan mereka yang bekerja di profesi mengakui latihan pengetahuan khusus dan keterampilan. Bagaimana penggunaan pengetahuan ini harus diatur ketika memberikan pelayanan kepada masyarakat dapat dianggap sebagai masalah moral dan disebut etika profesional.
Profesional mampu membuat penilaian, menerapkan keterampilan mereka, dan mencapai keputusan dalam situasi bahwa masyarakat umum tidak bisa karena mereka belum mencapai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. [4] Salah satu contoh paling awal dari etika profesi adalah sumpah Hippocrates yang medis dokter masih mematuhi hari ini.
#KEWAJIBAN MORAL
Kewajiban moral jangka memiliki sejumlah makna dalam filsafat moral , di agama , dan dalam istilah awam. Secara umum, ketika seseorang mengatakan suatu tindakan bahwa itu adalah "kewajiban moral," mereka merujuk pada keyakinan bahwa perbuatan itu salah satu yang ditentukan oleh set mereka nilai .
Moral filsuf berbeda mengenai asal dari kewajiban moral, dan apakah kewajiban tersebut eksternal untuk agen (yaitu, yang, dalam arti, tujuan dan berlaku untuk semua agen) atau internal (yaitu, didasarkan pada agen pribadi keinginan, pendidikan, hati nurani, dan sebagainya).
Kewajiban menjadi kode set dimana seseorang untuk mengikuti. (Kewajiban) dapat ditemukan oleh rekan-rekan individu yang menetapkan kode yang dapat melawan keinginan individu itu sendiri. individu akan mengungkapkan moralitas mereka oleh orang mengikuti kode set (s) melalui melihatnya sebagai baik untuk menenangkan masyarakat.
Kewajiban adalah tindakan seseorang diperlukan untuk mengambil, apakah hukum atau Kewajiban adalah tindakan seseorang diperlukan untuk mengambil, apakah hukum atau kewajiban moral . Ada juga kewajiban dalam konteks normatif lainnya, seperti kewajiban etiket , sosial kewajiban, dan mungkin dalam hal politik , di mana kewajiban persyaratan yang harus dipenuhi. Ini umumnya hukum kewajiban, yang dapat dikenakan hukuman untuk non-pemenuhan, meskipun orang-orang tertentu diwajibkan untuk melaksanakan tindakan tertentu untuk alasan lain juga, apakah sebagai tradisi atau untuk alasan sosial. Ada juga kewajiban dalam konteks normatif lainnya, seperti kewajiban etiket , sosial kewajiban, dan mungkin dalam hal politik , di mana kewajiban persyaratan yang harus dipenuhi. Ini umumnya hukum kewajiban, yang dapat dikenakan hukuman untuk non-pemenuhan, meskipun orang-orang tertentu diwajibkan untuk melaksanakan tindakan tertentu untuk alasan lain juga, apakah sebagai tradisi atau untuk alasan sosial.
#TUGAS
Tugas (dari "karena" yang berarti "yang karena"; Old French : deu, melakukan, past participle dari devoir; Latin : debere, debitum, mana " utang ") adalah istilah yang menyampaikan rasa komitmen moral atau kewajiban untuk seseorang atau sesuatu. Komitmen moral yang harus menghasilkan tindakan; Itu bukan soal perasaan pasif atau pengakuan belaka. Ketika seseorang mengakui tugas, orang yang secara teoritis berkomitmen dirinya untuk pemenuhannya tanpa mempertimbangkan kepentingan mereka sendiri. Hal ini tidak berarti bahwa hidup tugas sepenuhnya menghalangi kehidupan rekreasi; Namun, pemenuhan umumnya melibatkan beberapa pengorbanan dari kepentingan pribadi. Biasanya, "tuntutan keadilan, kehormatan, dan reputasi yang sangat terikat" dengan tugas.
Cicero , seorang filsuf awal yang membahas tugas dalam karyanya "On Duty", menunjukkan bahwa tugas dapat berasal dari empat sumber berbeda:
- sebagai akibat dari menjadi manusia
- sebagai akibat dari seseorang tempat tertentu dalam kehidupan (keluarga seseorang, negara seseorang, pekerjaan seseorang)
- sebagai akibat dari karakter seseorang
- sebagai akibat dari harapan moral seseorang sendiri untuk diri sendiri
Banyak sekolah pemikiran telah diperdebatkan ide tugas. Sementara banyak menegaskan tugas manusia dengan cara mereka sendiri, beberapa filsuf telah benar-benar menolak rasa kewajiban.
Tugas harus diterima dan dipahami atas dasar fondasi seseorang dari rasa dan pengetahuan. Oleh karena itu, tugas dan manifestasinya berbeda dengan nilai-nilai dari budaya ke budaya. Di satu sisi tugas dapat dilihat sebagai kerangka acuan, deskripsi pekerjaan, atau perilaku - dan itu adalah semua itu ... tapi tugas ini tidak hanya tentang melakukan hal yang benar, itu adalah tentang melakukan hal yang benar.
#CIRI-CIRI SEORANG PROFESIONAL
Adapun
ciri ciri dari profesional yaitu sebagai berikut:
1) Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang
tinggi (dengan jalan menempuh pendidikan sesuai dengan minatnya);
2) Memiliki kode etik (kode etik adalah
pola aturan, tata cara, tanda atau pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan
atau pekerjaan);
3) Memiliki tanggung jawab profesi serta
integritas yang tinggi;
4) Memiliki jiwa pengabdian kepada
masyarakat;
5) Memiliki kemampuan yang baik dalam
perencanaan program kerja;
6) Menjadi anggota organisasi dari
profesinya;
#SETRATEGI
1. Kembangkan keahlian (Expert)
Untuk
menjadi seorang yang profesional tidak cukup hanya lewat pendidikan
formal, diperlukan lebih dari sekedar gelar akademis. Kita perlu melalui
proses pembelajaran dan pengembangan diri yang terus menerus. Kita
harus menggali potensi dan kemampuan kita dan terus dikembangkan sampai
kita menjadi ahli. Fokus pada kekuatan kita dan bukan pada kelemahan
kita, lakukan eksplorasi (organisasi sebagai sarana), sadari setiap kita
punya keunikan dan kekhususan jadi kita perlu inves waktu untuk
mengembangkannya. Hal ini butuh ketekunan, usaha, kerja keras, kemauan
yang kuat dan inisiatif. Terus tingkatkan pemahaman kita lewat seminar,
buku, audio, latihan.
2. Mahir membangun hubungan (Relationship)
Kemampuan
kita membangun hubungan (bersosialisasi) dengan orang lain sangat
menentukan keberhasilan kita dalam kehidupan. Ini berlaku dalam setiap
aspek kehidupan seperti: pergaulan, organisasi, dunia usaha, pekerjaan,
keluarga. Makanya tidak heran sejumlah studi ilmiah menyimpulkan 85%
kunci sukses ditentukan bukan dari keahlian/keterampilan teknis
melainkan kemahiran dalam menjalin hubungan baik dengan orang lain. Bila
anda ingin menjadi seorang yang profesional dalam hidup ini, apapun
tujuan dan bidang yang anda pilih, anda harus belajar membina hubungan
yang baik dengan orang banyak dari berbagai kalangan. Karena masyarakat
mungkin masih bisa menerima orang yang tidak punya keahlian khusus tapi
mereka sulit menerima orang yang tidak bisa berhubungan baik dengan
orang lain.
3. Tingka tkan kemampuan berkomunikasi (Communicator)
Seberapa
jauh dan dalamnya suatu hubungan dapat terjalin ditentukan oleh
komunikasi. 90% penyebab hancurnya suatu hubungan pernikahan,
pertemanan, organisasi, bisnis, diakibatkan komunikasi yang salah.
Komunikasi yang baik harus bersifat dua arah. Seorang komunikator yang
handal adalah seorang pendengar yang baik. Seorang yang profesional
harus mampu mengkomunikasikan suatu hal dengan jelas dan tepat pada
sasaran.
4. Hasilkan yang terbaik (Excellent)
Seorang
profesional sejati akan selalu berusaha menghasilkan karya yang
berkualitas tinggi dan kinerja yang maksimal. “Profesional don’t do
different thing, they do thing differently”. Untuk menjadi profesional
kita harus terus mencoba memberikan dan mengerjakan lebih dari apa yang
diharapkan. Waktu kita lakukan suatu kegiatan, project, kerjaan, tugas
hasilkan yang terbaik. Jangan puas dengan rata-rata kejar hasil yang
excellent. Lakukan yang terbaik hari ini untuk bayaran hari esok.
Pikirkan selalu (Mindset) apa yang dapat saya lakukan untuk add value
bukan apa yang saya bisa peroleh.
5. Berpenampilan menarik (Good Looking)
First
impression is very important! Karena orang akan menilai kita 10 detik
pertama apakah mereka bisa menerima kita atau tidak. Sama halnya kalau
kita mau beli barang lihat packaging dulu, mau nonton film lihat preview
dulu, mau masuk toko lihat dekor yang paling menarik. Penampilan
menarik tidak harus mahal, anda hanya perlu kreatifitas dalam menata
penampilan diri anda.
6. Kehidupan yang seimbang (Balance of life)
Seorang
profesional harus mampu atur prioritas dan menjalankan berbagai peran.
Setiap kita mungkin memiliki banyak peran dalam hidup ini seperti:
sebagai anak, ayah, anggota organisasi, ketua, sales, karyawan. Kita
harus dapat berfungsi dengan benar sesuai dengan peran yang kita
jalankan jangan sampai tercampur aduk. Hidup ini harus dijaga agar
seimbang dalam berbagai aspek.
7. Memiliki nilai moral yang tinggi (Strong Value)
Untuk
menjadi seorang yang profesional sejati kita harus memiliki nilai moral
yang tinggi. Hal ini yang akan membedakan setiap kinerja, usaha, karya
dan kegiatan yang kita lakukan dengan orang lain. Sementara orang lain
kompromi, menggunakan cara-cara yang tidak etis untuk mencapai tujuannya
kita tetap berpegang pada prinsip yang benar. Diluar sana ada begitu
banyak cara-cara pintas dan penyimpangan yang terjadi, oleh karena itu
kita harus mampu mempertahankan sikap profesionalisme. Perlahan-lahan
masyarakat akan menyadari bahwa anda berbeda dengan yang lainnya.